Faktor apa saja yang mempengaruhi iklim Bisnis di indonesia ?
* VALUTA ASING :
FOREX Trading atau yang lebih dikenal dengan Bursa Valas (Valuta Asing) merupakan suatu jenis perdagangan/transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan. Mengingat tingkat likuiditas dan percepatan pergerakan harga yang tinggi, Forex trading telah menjadi alternatif yang paling populer karena ROI (Return Of Investment atau kembalinya nilai investasi yang telah kita tanam) serta profit yang akan didapat bisa melebihi rata-rata perdagangan pada umumnya (biasanya rata-rata return berkisar lebih dari 5% - 10% per bulannya, bahkan bisa mencapai lebih dari 100% per bulannya untuk professional trader).
misalnya :
Hari ini saudara membeli 1$ = 8000 kemudian esok harinya harga 1$ menjadi 10.000 berarti anda telah mendapat keuntungan sebesar Rp. 2000, coba anda bayangkan jika anda membeli 1000$ ketika harga 1$ = 8000 kemudian anda menjualnya ketika harga 1$ = 10.000 berapa keuntungan yang akan anda peroleh.
karena itu kenapa kita harus melewatkan kesempatan bisnis ini jika telah tau kalau perdagangan valuta asing merupakan peluang bisnis / investasi yang menjanjikan untuk kesuksesan masa depan anda.
(sumber : http://basis-valas.blogspot.com/)
* CUACA DAN IKLIM :
Ketika udara terasa panas dan kering kita merasa selalu haus. Ketika udara terasa dingin minum wedang jahe terasa hangat. Menggunakan payung bila hujan kita tidak kehujanan. Nah, banyak minum karena udara panas, minum wedang jahe pada waktu udara dingin, dan mengguakan payung pada waktu hujan adalah contoh hal-hal yang logis yang berkaitan dengan cuaca. Dari hal-hal yang logis tersebut terkandung banyak isyarat yang dapat kita manfaatkan untuk mendapatkan keuntungan. Tidak hanya keuntungan materi saja yang dapat kita raub bahkan lebih dari itu keselamatan juga dapat kita peroleh. Untuk itu kenalilah hal-hal berikut.
Apakah yang perlu diketahui ?
Tiga hal utama yang perlu kita kenali tentang kaitan cuaca dan iklim dalam bisnis adalah bidang managemen, sensitifitas, sifat, dan kesesuaian cuaca dan iklim.
(1). Managemen.
Untuk memperoleh data sampai penyediaan informasi cuaca dan iklim dilakukan pengamatan dan pengukuran di banyak stasiun pengamatan. Kemudian data hasil pengamatan dan pengukuran dikumpulkan di pusat-pusat pengumpulan data untuk selanjutnya diolah sampai memperoleh informasi cuaca dan iklim yang rinci. Untuk melaksanakan rangkaian kegiatan tersebut diperlukan sarana dan fasilitas, sumberdaya manusia, managemen dan biaya yang tidak sedikit. Data dari WMO menyebutkan bahwa di seluruh dunia saat ini (th.2000) terdapat lebih dari 10.000 stasiun pengamatan cuaca di darat, 7.300 di kapal laut, 600 buy yang dihanyutkan, 100 buy tetap, dan lebih dari 15 satelit cuaca di angkasa. Di Indonesia (2002), BMKG mempunyai sebanyak 163 stasiun pengamatan cuaca permukaan. Dari jumlah tersebut, 109 diantaranya melakukan pengamatan cuaca permukaan, 7 melakukan pengamatan cuaca permukaan dan cuaca laut, 54 melakukan pengamatan untuk klimatologi, dan sebanyak 10 stasiun pengamatan udara atas dengan menggunakan alat radiosonde serta lebih dari 4000 pos pengamatan hujan yang tersebuar di seluruh pelosok Indonesia.
Dapatkah kita menyediakan perangkat sarana, fasilitas, sumberdaya manusia, dan managemen yang diperlukan ?
(2). Sensitifitas.
Benda, kehidupan di bumi, dan kegiatan manusia peka terhadap cuaca dan iklim, tetapi masing-masing mempunyai kadar sensitifitas yang berbeda. Secara alami dan naluri atas kesensitifan tersebut timbul reaksi yang memerlukan upaya yang menuju ke keseimbangan. Upaya tersebut meliputi penanggulangan, pencegahan, dan perbaikan. Misalnya, bila udara panas atau kering kita selalu haus dan memerlukan banyak minum; bila tidak ada hujan tanaman dapat layu; bila udara sangat lembap bahan-bahan kimia dapat rusak; bila cuaca buruk pesawat terbang tidak dapat mendarat; dst.
Dapatkah kita menyediakan sarana dan fasilitas yang sesuai dengan yang diperlukan untuk memenuhi penanggulangan, pencegahan, dan perbaikan tersebut?
(3). Keseuaian cuaca dan iklim.
Cuaca dan iklim berbeda di setiap tempat dan dapat berubah setiap waktu. Oleh karena itu kenalilah sifat cuaca dan iklim di setiap tempat dan setiap waktu. Kemudian sesuaikan kegiatan dengan sifat cuaca dan iklim tersebut dengan memperhatikan sensitifitas benda, kehidupan, dan kegiatan masing-masing. Misalnya, di pegunungan yang dingin tanaman sayur-sayuran dapat tumbuh subur; di tempat-tempat dingin orang memerlukan selimut dan baju tebal; makanan dan minuman hangat banyak diminati di tempat-tempat dingin; sebaliknya di tempat-tempat yang panas, air dingin banyak diperlukan..
Dapatkah kita memanfaatkan atau menyediakan sarana dan fasilitas yang diperlukan sesuai dengan sensitifitas dan kesesuaian cuaca dan iklim tersebut?
( sumber : http://manfaatcuaca.blogspot.com/2010/01/cuaca-dan-iklim-dalam-bisnis.html )
* ISU TERORISME :
Isu terorisme pastinya akan buruk bagi bisnis yang sedang di jalani seperti bisnis Pariwisata,Ketua Umum DPP Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) I Nyoman Kandia mengatakan, pemberitaan dugaan adanya kegiatan terorisme di Indonesia sangat meresahkan pramuwisata, sebab kehidupan profesi ini tergantung sepenuhnya pada kunjungan wisatawan. "Pemberitaan demikian itu berdampak buruk terhadap kunjungan wisatawan ke Indonesia. Dampak dari serangan terorisme terhadap gedung WTC tahun lalu telah menyebabkan kehidupan pramuwisata di Indonesia terpuruk,
" Kalau wisatawan yang berkunjung berkurang, otomatis pendapatan para pramuwisata berkurang. Hal ini secara beruntun juga menimpa keluarganya".
( sumber : http://www.gatra.com/2002-02-20/artikel.php?id=15506 )
* BENCANA ALAM :
Peluang Bisnis memang bisa datang dari mana saja dan kapan saja. Tak terkecuali disaat bencana alam mendera. “Pasca bencana adalah sebuah peluang bisnis” ujar Sofyan dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) eksekutif Nasional saat berbicara dalam diskusi bertema Lingkungan dan Tata Ruang Pasca Bencana di kampus Mrican Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Senin (11/6).
Ini memang tidak bisa dipungkiri lagi. Disaat bencana alam gempa bumi 5,9 SR yang terjadi 27 juni 2006 di jogja, banyak yang menangguk untung karenanya. banyak masyarakat membuka toko penyedia bahan-bahan bangunan untuk rumah. Seperti jualan bambu, semen, pasir, batu bata, dll.
Bantuan yang diberikan sebuah negara asing pada hakekatnya juga tidak lepas dari bisnis. Misalnya adalah sistem peralatan early warning system senilai Rp 40 milyar yang diberikan Jerman kepada Indonesia. “Tetapi biaya perawatannya serta tenaga ahlinya yang harus didatangkan dari sana tentu saja tidak gratis. Ini juga sebuah bisnis”. Padahal menurutnya, hal seperti ini tidak perlu dilakukan karena Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mampu menciptakan peralatan yang lebih canggih. Namun sayang malah tidak digunakan, demikian tulis Bambang MBK dalam situs aji jogja mengutip sofyan.
Lebih lanjut Sofyan menjelaskan berbagai perusahaan menangguk keuntungan yang banyak pasca bencana. Perusahaan indofood (pembuat mie instan) misalnya pasti penjualannya naik tajam. Begitu pula dengan perusahaan transportasi dan komunikasi, ujar Sofyan. Mie Instan adalah salah satu item bantuan yang selalu ada. Begitu pula dengan air minum dalam kemasan. Sofyan juga menambahkan, pemerintah juga untung, uang milyaran masih belom bisa dipertanggungjawabkan.
( sumber : http://bi.konblog.com/bencana-alam-peluang-bisnis.html )
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerimakasih, Artikel anda sangat menarik
BalasHapusJangan lupa kunjungi :
Website Kami